Sabtu, 24 November 2007

Adat Istiadat/Kebiasaan


Adat istiadat di Desa Rancah secara umum adalah adat yang turun temurun diwariskan oleh para pendahulunya. Namun saat ini ada semacam gerakan yang berupaya untuk menghilangkan adat-adat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam dan menggantinya dengan ajaran yang sesuai, seperti acara makan-makan serta potong kambing pada hari ketujuh kematian. Di lain pihak warga Rancah juga banyak menyerap adat dan kebiasaan dari luar yang mereka anggap baik, seperti acara sungkeman setelah upacara akad nikah.

Hal yang perlu diacungi jempol terhadap masyarakat Desa Rancah adalah kebiasaan mereka bergotong royong dan kepatuhan mereka terhadap para kyai dan sesepuh keagamaan mereka melebihi kepatuhan mereka terhadap kepala desa, umpamanya.[1] Sehingga pesan apapun yang akan kita sampaikan, asalkan melalui lidah para kyai, maka akan mudah diterima oleh mereka.



[1] Kepatuhan disini tentu saja apabila yang dikatakan oleh kyai tersebut benar adanya dan sesuai dengan Qur’an Sunnah. Namun terkadang juga ada bahkan banyak masyarakat yang taklid buta terhadap para kyai atau guru ngajinya.

2 komentar:

vicko mengatakan...

Wah gue jadi kengen nih ama Rancah....kalo aku dari gue dari kadupandak..kenal kan???...tapi jalana jiga walungan kasaatan euy..waduuuh bapak bupatina kurang perduli nih

Unknown mengatakan...

Kang.. dupi pernikahan kumaha.. apakah di Rancah sistem perjodohan antar keluarga masih tetap ada..